data yang saya peroleh dari penuturan lisan tetua kami saya keturunan ke sebelas dari moyang saya kumbrain yang telah berhubungan dengan kesultanan Tidore sejak 600 tahun lalu terhitung thn 2012 tepatnya tahun 1414. sedangkan pada masa pemerintahan sultan Nuku pada masa pemerintahan moyang saya yang namanya Sebo Funseren Ronsumbre menjadi salah satu penyambung kekuasaan Sultan Tidore di Biak dengan membayar upeti kepada sultan dalam bentuk barter burung cenderawasih, burng kakatua, mambruk. lao-lao, kasuari dll, dengan parang, pisau dan kain dari sultan tidore. sedangkan dari penuturan lisan yang terkenal dalam keluarga kami sultan atau ..... yang berhubungan baik dengan sebo adalah Djouw Barakas sedangkan setelah saya meneliti nama nama sultan tidore tidak ada satu pun yang namanya Djouw Barakas. mungkin nama ini adalah sekedar nama panggilan oleh moyang saya dan mungkin adalah salah satu dari nama sultan yang berkuasa pada saat itu....
pertanyaan saya adalah apakah ada yang tahu nama pnggilan atau sebutan lain Djouw Barakas pada sultan2 yang berkuasa pada jaman itu.
apakah itu sebutan bagi sultan NUKU oleh kami orang Biak pada masa itu kepada sultan Tidore ataukah ada petunjuk lain.
apakah NUKU dalam bahasa maya adalah Djouw Barakas????
terima kasih
03 Apr 2014.Olaf Pedro Ronsumbre
Bukan Kumrain
yang benar adalah Kumbeyar
terima kasih
07 Jul 2015.abdul jalil mangalia
saya tambah sedikit mengenai Dja'far Noh. dari kami orang banggai Dja'far Noh ialah raja banggai ya memang sengaja ke tidore untuk mendirikan suatu kerajaan islam sebab sebelumnya kerajaan banggai telah berdiri lebih dulu menjadi kerajaan islam yaitu di awal abad ke VII melalui Adi Saka dan Dja'far Noh adalah keturunan Raja Adi Saka, dari sejarah tutur leluhur kami Dja'far Noh memang menikah dengan seorang putri tidore yg bernama Siti Nursafa,.
mungkin ini bisa dibaca: http://cooljalil.blogspot.com/2014_04_01_archive.html
03 Aug 2015.Sang Goyoba
Masih banyak sejarah Tentang Limau Gafi/ Almadaniyah/Kie Matubu/Limau Duko/To Ado Re/ Tidore yg WAJIB diluruskan. Kekurangan data mengakibatkan hilangnya kebesaran Sang Jou Barakati Syaidul Jehad Muhammad Al'Mabus Syeh Hadaratulmaut Kaicil Paparangan Raden Arang Lor Jamaluddin (Sultan Nuku),,,, namun terlepas dari semua itu masih ada generasi penerusnya (Cucu dari Sultan Nuku) yg Atas Izin Allah akan membuka kembali tabir gelap yang menyelimuti Sejarah Limau Gafi atau Tanah Gafilun (Tidore),,,,
03 Aug 2015.Sang Goyoba
semua ada kaitannya Saudaraku,, ketika keluar Mendakwahkan Risalah tentang Ketauhidan dalam mengenal DIRI agar dekat dengan Sang Pencipta maka Gelar/Jabatan sebagai Sang Kolano/Sultan di Tinggalkan di Tidore dan Diganti dngan Nama/Gelar yg lain ketika langkah kaki memasuki tanah lain.... Semua itu hanyalah bentuk untuk MENJAGA agar KEbesaran Al-Madaniyah/Limau Gafi/Kie Matubu/Limau Duko/ To Ado Re/ Tidore tetap pada Adat se Atoran yg membawanya ke jalan Toma Loa se BAnari yg bersandarkan pada Filosofi "Madarifa Papa se Tete, Madofolo Dzikrullah",, "Madarifa Papa se Tete, Madofolo Dzikrullah" merupakan dua rangkaian kata yang maknanya sama dengan Kalimat Tauhid yang di tegakkan oleh Baginda Nabi Rasulullah Muhammad SAW yaitu (Asshadualla ilaha illallah, Waasshadu anna Muhammadarrasulullah)_