Selasa, 4 November 2025   |   Arbia', 13 Jum. Awal 1447 H
Pengunjung Online : 456
Hari ini : 59.417
Kemarin : 64.578
Minggu kemarin : 1.766.990
Bulan kemarin : 11.308.505
Anda pengunjung ke 105.216.314
Sejak 01 Muharam 1428
( 20 Januari 2007 )
AGENDA
  • Belum ada data - dalam proses

 

Berita

27 oktober 2016 06:07

Nuansa Melayu di Selendang Sutera Jogja

Melayuonline, Yogyakarta - Gelar budaya daerah se-Indonesia yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan DIY bekerja sama dengan Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Daerah Indonesia (IKPMDI) sungguh meriah. Acara ini diisi dengan penampilan-penampilan kesenian yang dibawakan oleh ikatan pelajar mahasiswa se-Indonesia dengan tema ‘Selendang Sutera”. Acara yang berlangsung di Monumen Serangan Umum 1 Maret, titik 0 kilometer jogja, ini menarik perhatian banyak masyarakat Yogyakarta dan tentunya mahasiswa dari berbagai daerah yang kini sedang menempuh pendidikan di Yogyakarta.

Acara yang berlangsung dari tanggal 22 - 26 Oktober 2016 ini digelar setiap hari mulai pukul 19.00 WIB hingga selesai. Pada malam terakhir terasa sangat istimewa dengan enam delegasi yang menampilkan kesenian dan budaya mereka, yakni Sumatera Selatan, Riau, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Papua Barat, dan Kepulauan Riau. Penampilan mereka seolah menandakan klimaks acara selendang sutera ini.

Malam terakhir ini dominasi kebudayaan Melayu sangat terasa, karena empat dari enam penyaji adalah delegasi daerah yang identik dengan kebudayaan Melayu. Mereka menebar udara Melayu di jantung kota Sri Sultan Hamengkubowono ini. Petikan ritmis gambus, pukulan rentak rebana dan gendang yang sesekali menghentak dengan dinamika yang indah, serta alunan alat-alat musik Melayu lainnya membuat suasana Melayu kian terasa.

Guyuran hujan yang mengiringi pentas meriah ini tidak menyurutkan penonton yang berjubel untuk menyaksikan acara hingga denting terakhir. Mereka adalah penikmat seni yang sesungguhnya; baik yang hadir sebagai pendukung kontingen maupun yang sengaja datang karena kecintaan terhadap budaya-budaya yang ada di Indonesia. 

Salah satu pengunjung, Riki (23), mengatakan bahwa ia bersama para rekannya selalu menyempatkan waktu untuk menyaksikan acara-acara serupa. Mahasiswa yang berasal dari Kalimantan Timur ini merasa menyesal karena hanya sempat menonton pada malam terakhir akibat cuaca yang kurang mendukung. Selain itu, tampak juga para penonton yang menggunakan atribut daerah yang menandakan dari mana mereka berasal dan kontingen mana yang mereka dukung.

Acara kreatif yang dihelat setiap tahun ini kemudian diakhiri dengan bernyanyi dan menari bersama oleh seluruh kontingen. (oki koto)


Dibaca : 1.728 kali.

Tuliskan komentar Anda !