Upacara Berkhatam Al-Quran (Malaysia)
Masyarakat Melayu menjadikan al-Quran sebagai pedoman hidup yang mengatur segala lini kehidupan, baik hal-hal yang bersifat pribadi, maupun sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, mengajarkan al Quran kepada anak-anak merupakan suatu kewajiban bagi kedua orang tua. Dalam pantun Melayu diungkapkan:
Buai tinggi-tinggi,
Sampai cucur atap,
Belum tumbuh gigi,
Sudah pandai baca kitab.
Menurut sejarah, para orang tua dahulu selalu menyerahkan anak-anak mereka kepada seorang guru agama. Penyerahan tersebut dimaksudkan agar guru agama itu mengajarkan anak-anak mereka tentang agama, termasuk membaca al-Quran. Selain itu, ada pula para orang tua menyerahkan anak-anak mereka ke pondok pesantren atau madrasah dengan tujuan yang sama, yaitu mengajarkan ilmu-ilmu agama, termasuk mengajarkan bacaan al-Quran. Namun, saat ini keadaan sudah cukup berbeda, sebagian orang tua mengajarkan al-Quran kepada anak-anak mereka secara langsung, tanpa memerlukan guru agama lagi.
Setelah anak mereka menamatkan bacaan al-Quran, kemudian dilaksanakan suatu upacara yang dikenal dengan khatamul Quran. Dalam portal ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan khatamul Quran tersebut.
1. Peralatan
(Dalam proses pengumpulan data)
2. Tata laksana
Upacara ini bertempat di rumah orang tua anak yang berkhatam al-Quran. Dalam proses pelaksanaannya, anak tersebut membaca beberapa surah yang terdapat di bagian akhir, biasanya dimulai dari surah Adh-Duha dan berakhir pada surah An-Nas. Bacaan tersebut diperdengarkan pada seorang guru dan para tamu. Setelah bacaan tersebut selesai, dilanjutkan dengan doa khatam al-Quran yang dibacakan oleh anak tersebut, atau salah seorang yang dianggap sudah mengerti. Kemudian para tamu dihidangkan makanan sebagai tanda terima kasih atas kehadiran mereka.
3. Doa-mantera
(Dalam proses pengumpulan data)
4. Nilai budaya
(Dalam proses pengumpulan data)
Sumber
- http://www.ashtech.com.my/adat
Kredit foto : www.sera5729.fotopages.com Dibaca : 14.208 kali.
Berikan komentar anda :