Kesusastraan Melayu Modern
Yang dimaksud dengan Sastra Melayu Modern adalah sastra yang hidup dan berkembang di daerah Melayu dan di luar daerah Melayu mulai sekitar tahun 1920-an hingga sekarang ini. Pembatasan tahun ini karena setelah tahun 1920-an dunia sastra mengalami perubahan dari sebelumnya. Pada masa sebelum tahun 1920-an karya sastra hanya dibuat oleh orang-orang tertentu, biasanya dari kalangan istana, vihara, atau pondok-pondok pesantren, sedangkan masyarakat kebanyakan hanya bisa menikmati dalam bentuk penceritaan atau pertunjukannya.
Pada tahun 1920-an masyarakat luas mulai bisa menikmati karya sastra yang diterbitkan secara massal. Pihak Belanda melakukan aktivitas pengumpulan berbagai cerita rakyat yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu. Hasil dari terjemahan tersebut kemudian diproduksi secara massal oleh percetakan Belanda, dalam hal ini Balai Pustaka (sekarang menjadi percetakan negara), sehingga dari sinilah masyarakat luas mulai bisa menikmati karya sastra secara leluasa.
Dampak dari aktivitas tersebut adalah banyaknya pengarang pribumi yang bermunculan dan mulai menulis karya sastra secara individual. Para pengarang di masa ini sering disebut sebagai Angkatan Balai Pustaka. Hasil-hasil karya sastra yang dihasilkan mulai bervariasi, seperti roman, novel, cerita pendek, dan puisi. Jarang ditemui bentuk-bentuk karya sastra seperti syair, pantun, gurindam, dan hikayat. Dalam menerbitkan karya-karyanya, penyair pribumi menggunakan tiga bahasa, yaitu bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawa, bahasa Sunda, namun ada juga beberapa sastrawan yang menggunakan bahasa Bali, Batak, dan Madura.
- Puisi. (8)
- Prosa. (12)
Dibaca : 65.001 kali.
Berikan komentar anda :