Tuesday, 14 October 2025 |Tuesday, 21 Rab. Akhir 1447 H
Online Visitors : 3.605
Today
:
39.726
Yesterday
:
63.328
Last week
:
161.126
Last month
:
7.952.612
You are visitor number 105.216.314 Since 01 Muharam 1428 ( January 20, 2007 )
AGENDA
No data available
News
26 mei 2009 01:15
Etnis Tamil di Sumatra Utara, Bagian dari Multikulturalisme
Medan, Sumatra Utara - Eksistensi etnis India Tamil di Medan dan Sumatra Utara tidak dapat dikesampingkan begitu saja, karena mereka juga turut menyumbang terhadap multikulturalisme dan multietnis di daerah ini. “Walau pada awalnya jumlah mereka relatif kecil sehingga tidak ditemukan pada laporan Biro Pusat Statistik, tetapi eksistensinya tidak dapat begitu saja dihiraukan,” kata sejarawan Universitas Negeri Medan (Unimed), Dr Phil Ichwan Azhari MS, di Medan, Sabtu (23/5) malam.
Dikatakannya, sekecil apapun jumlah mereka, tetapi jumlah itu telah turut menyumbang kepada julukan yang diberikan kepada kawasan ini sebagai kota yang heterogen. Dalam naskah atau manuskrip tua seperti hikayat, kisah yang banyak dikenal pada komunitas etnis di Sumatra Utara, beberapa di antaranya selalu merujuk pada nama-nama dan peristiwa yang berasal dari India.
Dalam arsitektur misalnya, warisan India ini selalu disebut yakni moghul yang merujuk pada kawasan India Selatan, khususnya yang sudah terpengaruh agama Islam.Warisan itu tampak pada Masjid Al Mashoen, Al Osmani, Azizi, rumah Tjong A Fie dan bahkan Masjid Baiturahman Banda Aceh. Ichwan yang juga Kepala Pusat Studi Ilmu Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial (Pussis) Unimed ini, menambahkan, sejarah Indonesia mencatat bahwa di Nusantara orang India yang menganut Hindu pernah berjaya.
Bukti-bukti peninggalannya hingga kini masih banyak yang dilestarikan seperti candi yang terdapat di Pulau Jawa dan Bali. Di Sumatra Utara, peninggalan yang sama banyak didapat seperti prasasti Tamil di Barus peninggalan abad ke-6 Masehi, Biaro (Candi)Portibi (abad ke 9 M),penemuan archa Siwa dan Lakshmi di Kota Cina Kabupaten Deli Serdang, Sumut yang merupakan peninggalan abad ke-12.
Begitu juga pengaruh budaya India sangat terasa kental pada beberapa komunitas etnis di Sumatra Utara seperti pada etnis Karo, Simalungun, Pakpak dan Mandailing atau juga Melayu. Salah satunya adalah dikenalnya konsep raja dan kerajaan yang dalam nama India disebut `raj`. Gocah Pahlawan, misalnya, adalah turunan India Tamil yang diutus oleh kesultanan Aceh untuk menaklukkan Aru Delitua pada tahun 1612 yang pada akhirnya menjadi cikal bakal berdirinya kesultanan sekaligus menjadi wali negeri Aceh di Deli.
Namun demikian, tema-tema seperti ini hampir tidak pernah dibahas secara ilmiah melalui seminar terutama dijenjang perguruan tinggi. “Walaupun demikian, secara sosiologis dan antropologis, kehadiran etnis Tamil secara khusus telah menambah khasanah dan semangat multikulutralisme di Sumut,” katanya.
Sementara staf peneliti Pussis Unimed, Erond Damanik, MSi, mengatakan, suku Tamil bersama dengan suku Telugu adalah orang India terbesar yang berada di Medan dan berasal dari India Selatan (Cola). Mereka adalah keturunan Drawida yang menghuni Lembah Indus sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi. Orang India lainnya yang terdapat di Medan adalah Punjab penganut agama Sikh yang berasal dari India Utara.
Hingga kini, jumlah populasi orang India secara keseluruhan berkisar 67.000 jiwa yang menyebar di seluruh kota dan kabupaten di Sumut. "Banyak di antara mereka yang sudah kawin diluar etnisnya, menjadi penganut Islam, Protestan atau Khatolik. Dalam banyak hal, mereka telah berkontribusi dalam pembangunan politik, ekonomi, pendidikan, perfilman maupun sosial budaya," katanya. (dat03/ann)