23 sepember 2016 07:07
Pengaruh Budaya India terhadap Budaya Melayu
        
| Judul Buku 
 | : 
 | Orang  India di Sumatera Utara | 
| Editor 
 | : 
 | Tengku Luckman Sinar | 
| Penerbit | : 
 | Forkala - Sumut | 
| Cetakan 
 | : 
 | Pertama, 2008 | 
| Tebal 
 | : 
 | ii + 30 Halaman | 
| Ukuran 
 | : | 21 cm x 16 cm. | 
Orang-orang India yang masuk pertama kali ke Indonesia  atau Sumatra Utara kebanyakan berasal dari daerah Tamil. Hubungan antara  orang-orang India dengan kawasan Nusantara yang telah berlangsung sekitar 1000  tahun membuat pengaruh India dapat dirasakan dan dilihat di Nusantara.
    Pengharuh itu di antaranya dalam aspek agama, seni  budaya, dan bahasa. Hal ini dapat dilihat dengan adanya agama Hindu dan Budha  serta bahasa setempat yang mirip dengan istilah dalam bahasa India. Contoh, pada  bahasa Batak kata “suma” di sebut “soma” di India. Nama-nama hari dalam bahasa  Batak disebut “aditia” sedangkan bahasa India/Tamilnya “aditya”, dan lain  sebagainya. Bahkan dalam etnis Karo terdapat pula marga-marga yang berasal dari  bahasa Tamil, yaitu Brahmana, Pandia, Meliala/malayali, depari, pelawi/phalawa,  colia/cola, tekang/tekanam, dan lain-lain.
    Pengaruh India di Sumatra ini masuk juga dalam bahasa  dan budaya Melayu. Pengaruh bahasa tamil di dalam bahasa Melayu misalnya Apam,  Talam, Badai, Bagai, Peti, Kari, Pinggan, Nilam, Kodi, Tirai, Canai, Kuli,  Mahligai, Nelayan, Kolam, dan lain-lain. Bahkan banyak di antara Orang-orang  India ini yang menikahi gadis-gadis setempat dan dari keturunan mereka ada yang  kemudian menjadi raja/sultan di kawasan Melayu. Hal tersebut juga tercatat di dalam  hikayat-hikayat atau riwayat sejarah Melayu. Tun Sri Lanang, penulis sejarah  Melayu, juga diketahui merupakan keturunan Manipurindam yang pernah menjadi  bendahara Malaka. Sultan yang termasuk memiliki silsilah keluarga India di antaranya  adalah sultan Deli dan Sultan Serdang.
    Pada abad ke-19 para imigran Tamil juga banyak yang  mendatangi Sumatra, tepatnya ke residen Sumatra Timur. Kedatangan mereka selain  ada yang menjadi kuli, juga ada yang berkerja menjadi petani. Mereka memilih  untuk pindah ke Sumatra Timur karena bahaya kelaparan yang tengah mengancam  India serta alasan kondisi geografis yang relatif sama dengan tempat asal  mereka dan sangat cocok untuk mengembangkan tanaman kopi. Kehadiran mereka tentunya  membawa serta adat kehidupan yang biasa mereka lakukan di negara mereka  sebelumnya.
    Maka, adat kebiasaan mereka menjadi bagian dari adat  masyarakat setempat yang sudah ada, dan sudah pasti saling memberikan pengaruh di  antara budaya-budaya yang ada. Buku ini juga mengupas adat istiadat kehidupan  sehari-hari masyarakat India di Sumatra, seperti tata cara perkawinan dan  berbagai rangkaian upacara yang melingkupinya dari proses pertunangan hingga  kelahiran anak, dan lain-lain. Tak terelak, akulturasi budaya antara India dan  Melayu yang sangat kuat dapat kita lihat dalam masyarakat Melayu hingga saat  ini. 
    Buku ini bagus sekali dalam memperkaya khazanah  pengatahuan kita tentang Melayu dan hubungannya dengan budaya-budaya lain,  termasuk budaya India. (Oki Koto/Res/119/9-2016)
                  Dibaca : 1.357 kali.