20 oktober 2016 07:07
Kerajinan Tenun Daerah Riau
    | Judul Buku 
 | : 
 | Kerajinan  Tenun Daerah Riau | 
| Editor 
 | : 
 | Nurhamidahwati dkk. | 
| Penerbit | : 
 | Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Riau | 
| Cetakan 
 | : 
 | Pertama, 1998 | 
| Tebal 
 | : 
 | vi + 25 Halaman | 
| Ukuran 
 | : | 20 cm x 14 cm. | 
Buku tipis ini berisi mengenai kerajinan  Tenun Riau atau lebih spesifiknya yaitu kerajinan Tenun Siak, Riau. Tenun Siak dahulu  diproduksi oleh para wanita yang hidup di dalam tembok istana. Dikarenakan  banyaknya aturan, ketentuan, dan lain sebagianya, kemudian tenun Siak mulai  berkembang di luar istana, bahkan tenun siak juga telah menjadi mata pencarian  bagi para penenunnya. 
    Sejarah tenun siak bermula ketika  Kesultanan Siak dipimpin oleh seorang sultan yang bernama Sultan Saidis Syarief  Ali Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1.800 masehi. Pada tahun tersebut tenun  Siak mulai dibuat  oleh seorang wanita  yang bernama Encik Siti binti E. Wan Karim yang berasal dari Trengganu. Encik  Siti sangat dibanggakan oleh sultan karena kelihaiannya dalam membuat serta  mengembangkan kerajinan tenun Siak.
    Diawali dari alat tenun sederhana,  kemudian tenun Siak diproduksi menggunakan alat tenun yang diberi nama KIK. Dugaan  sementara, alat ini diadaptasi dari pengrajin Cina yang juga terkenal dengan  tenun sutranya. Saat ini, masyarakat yang berprofesi sebagai penenun lebih  memilih menggunakan ATBM atau alat tenun bukan mesin sebagai alat untuk  menenun. Selain lebih rapi, ATBM juga dapat menenun lebih halus dan lebih baik  dibandingkan dengan menggunakan KIK.
    Tenun ini menggunakan bahan benang  emas dan benang katun. Selain itu alat-alat penunjang yang digunakan untuk  menenun adalah wing, rahat, kerek, belebas, belero, gerep, cacak, terau, dan sisir.  Sedangkan untuk bahan pewarnaan, masyarakat dahulu menggunakan pewarna alami,  seperti kunyit, sumu keeling, batang manggis, dan wantek serta tentunya  menggunakan benang emas sebagai penambah variasi warna-warna tersebut. 
    Buku ini juga memuat ragam hias serta  motif atau corak yang kerap digunakan dalam pembuatan tenun Siak. Ragam hias  tersebut biasanya bersifat matematis seperti segi empat, segitiga, zigzag,  belah ketupat, lingkaran, dan lain sebagainya. Selain itu pada tenun siak  terdapat juga ragam hias bebas, yang biasanya menggunakan garis-garis lengkung  elastis, sambung menyambung, atau berfariasi. Adapun ragam hias pada tenun Siak  yang kerap di jumpai adalah pucuk rebung, siku keluang, tampuk manggis, bunga  tabor, bunga melati, lebah bergayut, buah delima, rantai bunga cina, bunga  prio, bunga panah, bunga kunyit, awan berarak, awan senja, dan sebagainya.
    Buku ini bisa mengantarkan masyarakat  luas untuk lebih mengenal dan memahami tenun siak mulai dari sejarah, bentuk,  motif, proses pembuatan, dan ciri khas yang membedakannya dengan tenun dari  daerah lain. Buku ini juga tentunya dapat digunakan sebagai bahan ajar bagi  para pelajar dan mahasiswa dalam mengenal salah satu kerajinan yang berasal  dari Riau baik pada mata pelajaran muatan lokal maupun pelajaran khusus yang  mempelajari hal tersebut. (Oki Koto/Res/116/8-2016)
                  Dibaca : 1.486 kali.